Hari: 7 April 2025

Danau Tempe, Menawarkan Wisatawan Alami Menginap di Rumah Apung

Danau Tempe, Menawarkan Wisatawan Alami Menginap di Rumah Apung

Danau Tempe, yang terletak di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, adalah sebuah danau purba yang menawarkan pengalaman wisata unik, terutama dengan keberadaan rumah apungnya yang khas. Danau ini bukan hanya sekadar destinasi wisata alam, tetapi juga sarat akan budaya dan tradisi lokal yang menarik untuk dijelajahi.

Keunikan Rumah Apung di Danau Tempe

Salah satu daya tarik utama Danau Tempe adalah rumah apung milik para nelayan yang tersebar di sekitar danau. Rumah apung ini terbuat dari bambu dan dirancang sederhana, mencerminkan gaya hidup tradisional masyarakat setempat yang sangat bergantung pada danau sebagai sumber kehidupan. Pengunjung dapat menyewa perahu untuk menjelajahi danau dan melihat langsung kehidupan sehari-hari para nelayan di rumah apung mereka.

Aktivitas Wisata Menarik di Danau Tempe

Selain rumah apung, Danau Tempe menawarkan berbagai aktivitas wisata menarik lainnya:

  • Menikmati Keindahan Alam:
    • Danau Tempe dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah, dengan barisan pegunungan yang membentang dan keanekaragaman hayati yang kaya.
    • Pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbit dan terbenam yang spektakuler di atas danau.
  • Mengamati Kehidupan Burung:
    • Danau Tempe terletak di jalur migrasi burung antarbenua, sehingga menjadi tempat yang ideal untuk mengamati berbagai jenis burung.
    • Waktu terbaik untuk mengamati burung adalah pada musim migrasi.
  • Mengenal Budaya Lokal:
    • Pengunjung dapat menyaksikan langsung budaya lokal masyarakat sekitar danau, seperti tradisi Maccera Tappareng, yaitu upacara penyucian danau yang diadakan setiap tahun.
    • Festival Danau tempe yang di adakan setiap tahun, yang menampilkan berbagai budaya yang ada di danau tempe.
  • Wisata Kuliner:
    • Pengunjung juga dapat menikmati berbagai sajian kuliner khas danau tempe, yang di sajikan di rumah-rumah apung.
  • Menjelajahi Danau dengan Perahu:
    • Menyewa perahu dan berkeliling danau, adalah salah satu cara terbaik untuk menikmati pemandangan di danau tempe.

Danau Tempe adalah destinasi wisata yang menawarkan pengalaman unik dan tak terlupakan. Dengan keindahan alamnya, budaya lokal yang kaya, dan rumah apungnya yang khas, danau ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mencari pengalaman berbeda.

2 Pemuda Curi Pagar Rumah di Medan, Akhirnya Ditangkap Polisi

2 Pemuda Curi Pagar Rumah di Medan, Akhirnya Ditangkap Polisi

Medan, Sumatera Utara – Aksi nekat dua pemuda curi pagar rumah warga di Medan berakhir di tangan polisi. Kedua pelaku yang berinisial RF (20) dan AG (22) tersebut ditangkap setelah melakukan pencurian pagar besi di sebuah rumah di Jalan Setia Budi, Medan, pada hari Kamis, 25 Januari 2024, sekitar pukul 03.00 WIB.

Aksi pencurian ini bermula ketika kedua pemuda curi pagar tersebut berkeliling mencari barang berharga yang bisa dijual kepada penadah besi bekas di kota medan. Saat melintas di Jalan Setia Budi, mereka melihat sebuah rumah yang pagarnya terbuat dari besi dan terlihat sepi. Tanpa pikir panjang, mereka langsung membongkar pagar tersebut dan memasukkannya ke dalam mobil pick-up yang mereka bawa.

“Mereka beraksi dini hari, saat kondisi jalanan sepi. Pagar besi itu mereka angkut menggunakan mobil pick-up,” ujar Kompol Roni Tambunan, Kapolsek Sunggal, saat memberikan keterangan kepada wartawan.

Aksi kedua pemuda curi pagar tersebut ternyata terekam oleh kamera CCTV yang terpasang di rumah korban. Pemilik rumah yang mengetahui pagarnya hilang, langsung melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

“Kami langsung melakukan penyelidikan setelah menerima laporan dari korban. Dari rekaman CCTV, kami berhasil mengidentifikasi pelaku dan mobil yang mereka gunakan,” jelas Kompol Roni Tambunan.

Tim Reskrim Polsek Sunggal kemudian melakukan pengejaran dan berhasil menangkap kedua pelaku di kediaman mereka masing masing. Saat ditangkap, kedua pelaku tidak melakukan perlawanan.

“Kedua pelaku mengakui perbuatan mereka. Mereka mengaku mencuri pagar tersebut untuk dijual dan hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkap Kompol Roni Tambunan.

Dari hasil penangkapan, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa pagar besi hasil curian dan mobil pick-up yang digunakan untuk mengangkut pagar tersebut.

Kedua pemuda curi pagar tersebut akan dijerat dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara. Pihak 1 kepolisian juga masih melakukan pengembangan kasus untuk mengungkap kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat dalam aksi pencurian ini.

Inilah Sejarah Penyumbang 28 Kg Emas di Tugu Monas !

Inilah Sejarah Penyumbang 28 Kg Emas di Tugu Monas !

Monumen Nasional (Monas) yang menjulang tinggi di jantung ibu kota Jakarta, bukan hanya sekadar simbol kemegahan, tetapi juga menyimpan kisah sejarah yang menarik. Salah satu fakta yang paling mencuri perhatian adalah lapisan emas 28 kg di bagian puncak tugu, yang ternyata sebagian besar merupakan sumbangan dari seorang pengusaha asal Aceh, Teuku Markam.

Teuku Markam: Sosok di Balik Emas Monas

  • Teuku Markam, lahir di Panton Labu, Aceh, pada 12 Maret 1924, adalah seorang pengusaha sukses yang dikenal dekat dengan Presiden Soekarno.
  • Pada masa pemerintahan Soekarno, nama Teuku Markam sangat fenomenal. Ia bahkan disebut-sebut sebagai ‘Kabinet Bayangan’ pemerintahan Orde Lama.
  • Ia menyumbangkan 28 kilogram dari total 38 kilogram emas yang menghiasi puncak Monas.
  • Kisah Teuku Markam ini, adalah kisah seorang pengusaha yang sangat sukses pada era presiden Soekarno.

Kontribusi Lain Teuku Markam

  • Selain menyumbangkan emas untuk Monas, Teuku Markam juga berperan besar dalam pembebasan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olahraga.
  • Ia juga ikut andil dalam menyukseskan Konferensi Asia Afrika berkat bantuan sejumlah dana.

Akhir Hidup yang Tragis

  • Kedekatan Teuku Markam dengan Soekarno justru membuatnya terpuruk setelah Soeharto berkuasa.
  • Ia dipenjarakan selama 9 tahun, dari tahun 1966 hingga 1975, dengan tuduhan terlibat korupsi dan pemberontakan Gerakan 30 September.
  • Selama dipenjara, harta kekayaannya disita oleh pemerintah Orde Baru.
  • Setelah masa tahanannya berakhir, hidupnya tidak kunjung membaik, dan ia sering dihina.
  • Hingga akhirnya Teuku Markam meninggal di Jakarta akibat komplikasi berbagai penyakit.

Makna Sejarah

  • Kisah Teuku Markam menjadi bagian dari sejarah Monas yang tak terpisahkan.
  • Sumbangan emasnya menjadi simbol kontribusi seorang pengusaha dalam pembangunan monumen bersejarah ini.
  • Walaupun akhir hidupnya tragis, namun peran beliau dalam sejarah bangsa indonesia, tidak bisa di lupakan.

Kesimpulan

Kisah Teuku Markam dan sumbangan emasnya di Monas adalah bagian dari sejarah Indonesia yang menarik untuk dipelajari. Ini adalah kisah tentang seorang pengusaha sukses yang berkontribusi besar bagi bangsa, namun mengalami akhir hidup yang tragis akibat perubahan politik.