Hari: 16 April 2025

Pemprov DKI Jakarta Kembali Keruk Kali Mampang: Upaya Antisipasi Banjir?

Pemprov DKI Jakarta Kembali Keruk Kali Mampang: Upaya Antisipasi Banjir?

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali melakukan pengerukan Kali Mampang. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya antisipasi banjir, terutama saat musim hujan tiba. Kali Mampang dikenal sebagai salah satu titik rawan banjir di Jakarta Selatan.

Tujuan Pengerukan

Pengerukan Kali Mampang bertujuan untuk memperdalam dan memperlebar alur sungai. Dengan demikian, kapasitas tampungan air akan meningkat, sehingga risiko luapan air dan banjir dapat diminimalkan. Selain itu, pengerukan juga dilakukan untuk membersihkan sampah dan sedimen yang menumpuk di dasar kali, yang dapat menghambat aliran air.

Proses Pengerukan

Proses pengerukan Kali Mampang dilakukan oleh petugas Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta. Alat berat seperti ekskavator digunakan untuk mengangkat sedimen dan sampah dari dasar kali. Material hasil pengerukan kemudian diangkut ke tempat pembuangan yang telah ditentukan.

Dampak dan Harapan

Pengerukan Kali Mampang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi warga sekitar. Dengan aliran air yang lancar, risiko banjir dapat berkurang, sehingga warga dapat merasa lebih aman dan nyaman, terutama saat musim hujan. Selain itu, pengerukan juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar kali.

Tanggapan Masyarakat

Tindakan Pemprov DKI Jakarta ini mendapat sambutan positif dari masyarakat. Warga berharap pengerukan Kali Mampang dapat dilakukan secara rutin dan menyeluruh, sehingga masalah banjir di kawasan ini dapat teratasi secara permanen.

Upaya Pemprov DKI Jakarta

Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk terus melakukan upaya penanggulangan banjir di Jakarta. Pengerukan Kali Mampang adalah salah satu dari berbagai upaya yang dilakukan. Selain pengerukan, Pemprov juga melakukan normalisasi sungai, pembangunan waduk, dan pembuatan sumur resapan.

Solusi Alternatif

Selain pengerukan Kali Mampang, Pemprov DKI Jakarta berencana untuk melakukan program naturalisasi sungai. Program naturalisasi sungai merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Program naturalisasi sungai ini merupakan program yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi sungai seperti kondisi alamiah.

Selain pengerukan, Pemprov juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah ke kali. Kesadaran masyarakat sangat penting dalam menjaga kebersihan kali dan mencegah terjadinya banjir.

Kerja Servis AC, Pelaku Teror Air Keras di Jakbar Kerap Simpan Soda Api

Kerja Servis AC, Pelaku Teror Air Keras di Jakbar Kerap Simpan Soda Api

Kasus teror air keras yang meresahkan warga Jakarta Barat memasuki babak baru. Pihak kepolisian kini tengah mendalami keterkaitan antara profesi pelaku, yang diketahui bekerja di bidang kerja servis AC, dengan bahan kimia berbahaya yang digunakan untuk melakukan aksinya. Informasi terbaru menyebutkan bahwa pelaku diduga kerap menyimpan soda api, salah satu bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan cairan korosif seperti air keras.

Penemuan ini tentu menimbulkan pertanyaan besar mengenai bagaimana pelaku memanfaatkan profesinya di bidang kerja servis AC untuk mendapatkan atau menyimpan bahan berbahaya tersebut. Soda api, atau natrium hidroksida (NaOH), merupakan bahan kimia yang umum digunakan dalam berbagai keperluan industri dan rumah tangga, termasuk dalam beberapa proses pembersihan dan perawatan sistem pendingin udara. Namun, dalam konsentrasi tinggi, soda api bersifat sangat korosif dan berbahaya bagi kulit serta organ tubuh.

Penyidik menduga pelaku teror air keras memanfaatkan aksesnya terhadap bahan-bahan kimia melalui pekerjaannya di bidang kerja servis AC. Meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai penggunaan soda api dalam serangan tersebut, temuan ini menjadi salah satu fokus utama dalam penyelidikan. Polisi kini tengah menelusuri riwayat pekerjaan pelaku, termasuk tempat-tempat ia bekerja dan sumber-sumber bahan kimia yang mungkin ia miliki.

Profesi kerja servis AC sendiri melibatkan berbagai tugas, mulai dari pembersihan dan perawatan rutin, perbaikan komponen yang rusak, hingga pengisian freon. Dalam beberapa kasus, teknisi AC mungkin menggunakan cairan pembersih khusus yang mengandung bahan kimia tertentu. Namun, penggunaan soda api murni dalam kerja servis AC umumnya tidak lazim untuk perawatan rutin.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik dengan adanya informasi ini. Mereka memastikan bahwa penyelidikan kasus teror air keras ini terus berjalan intensif untuk mengungkap motif dan jaringan pelaku. Masyarakat juga diminta untuk berhati-hati dan segera melaporkan kepada pihak berwajib jika menemukan aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar, terutama yang berkaitan dengan penyimpanan atau penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya.

Terungkapnya dugaan keterkaitan antara kerja servis AC pelaku dengan penyimpanan soda api ini menambah kompleksitas kasus teror air keras di Jakarta Barat.

Tragis! Mertua di Surabaya Tewas Ditikam Menantu Sendiri Akibat Perselisihan

Tragis! Mertua di Surabaya Tewas Ditikam Menantu Sendiri Akibat Perselisihan

Sebuah insiden tragis terjadi di Kampung Malang V, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Surabaya, Jawa Timur, di mana seorang mertua menjadi korban penikaman yang dilakukan oleh menantunya sendiri hingga menyebabkan kematian. Peristiwa ditikam menantu ini terjadi di rumah korban pada Minggu malam, 12 Januari 2025, sekitar pukul 19.30 WIB. Akibat kejadian nahas ini, korban yang merupakan seorang pria bernama Deddy Winarno (47 tahun) meninggal dunia setelah mengalami luka tusuk di bagian perut. Pihak kepolisian dari Polsek Tegalsari telah menangkap pelaku yang berinisial Ari Pungki Munandar (30 tahun) dan melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus ditikam menantu yang berujung maut ini.

Korban, Deddy Winarno, ditemukan tergeletak tak bernyawa di ruang tamu rumahnya dengan luka tusuk akibat senjata tajam. Sementara itu, pelaku, Ari Pungki Munandar yang merupakan menantu korban, berhasil diamankan oleh tim Reskrim Polsek Tegalsari kurang dari 24 jam setelah kejadian, tepatnya pada Senin siang, 13 Januari 2025, di wilayah Surabaya Barat. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, sebelum kejadian tragis ditikam menantu ini, pelaku datang ke rumah mertuanya dengan maksud menjemput istrinya yang sedang berada di sana. Namun, terjadi cekcok antara pelaku dan mertuanya karena korban menegur pelaku yang diduga sering melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap istrinya yang merupakan anak kandung korban.

Petugas dari Polsek Tegalsari yang tiba di lokasi segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan barang bukti, termasuk sebilah pisau dapur dengan panjang sekitar 30 sentimeter yang diduga digunakan pelaku untuk melakukan penikaman. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya untuk dilakukan visum et repertum. Pelaku Ari Pungki Munandar langsung dibawa ke Mapolsek Tegalsari untuk menjalani pemeriksaan intensif terkait motif dan kronologi lengkap peristiwa ditikam menantu yang berujung kematian ini.

Kepala Kepolisian Sektor Tegalsari, Komisaris Polisi Risky Sentosa, dalam keterangan pers yang disampaikan di Mapolsek Tegalsari pada Selasa siang, 14 Januari 2025, membenarkan adanya kasus mertua ditikam menantu hingga tewas tersebut. Beliau menyatakan bahwa motif utama pelaku melakukan penikaman adalah karena tidak terima ditegur oleh korban terkait tindakan KDRT yang sering dilakukannya terhadap istrinya. Pelaku dijerat dengan Pasal 351 ayat (2) KUHP tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian dan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 karena membawa senjata tajam tanpa izin, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara. Pihak kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk selalu mengedepankan penyelesaian masalah secara musyawarah dan menghindari tindakan kekerasan dalam mengatasi konflik keluarga.

Mengenal Sejarah Singkat Kopi Bondowoso Sejak Awal Kolonial

Mengenal Sejarah Singkat Kopi Bondowoso Sejak Awal Kolonial

Kopi Bondowoso, dengan cita rasa khas dan aroma yang menggoda, memiliki sejarah panjang yang berakar sejak masa kolonial Belanda. Daerah Bondowoso, yang terletak di Jawa Timur, memiliki kondisi geografis yang ideal untuk budidaya kopi, yaitu dataran tinggi dengan iklim sejuk dan tanah vulkanik yang subur.

Awal Mula Penanaman Kopi

Pada awal abad ke-19, pemerintah kolonial Belanda mulai memperkenalkan sejarah tanaman kopi di Bondowoso. Mereka melihat potensi besar daerah ini untuk menghasilkan kopi berkualitas tinggi. Tanaman kopi Arabika pertama kali ditanam di lereng Gunung Ijen dan Gunung Raung, yang kemudian menjadi ikon kopi Bondowoso.

Perkembangan di Masa Kolonial

Selama masa kolonial, perkebunan kopi di Bondowoso terus berkembang pesat. Pemerintah Belanda membangun infrastruktur pendukung, seperti jalan dan irigasi, untuk memfasilitasi produksi dan distribusi kopi. Kopi Bondowoso menjadi salah satu komoditas ekspor utama, memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Hindia Belanda.

Kopi Bondowoso Pasca Kemerdekaan

Setelah kemerdekaan Indonesia, perkebunan kopi di Bondowoso mengalami pasang surut. Namun, semangat para petani kopi lokal tidak pernah padam. Mereka terus berjuang untuk mempertahankan tradisi dan kualitas kopi Bondowoso.

Kopi Bondowoso Saat Ini

Saat ini, kopi Bondowoso telah mendapatkan pengakuan luas, baik di dalam maupun luar negeri. Kopi Arabika Java Ijen-Raung, salah satu varietas kopi Bondowoso, bahkan telah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis (IG), yang membuktikan kualitas dan keunikan kopi ini.

Republik Kopi Bondowoso:

Bondowoso bahkan mendeklarasikan diri sebagai “Republik Kopi”, sebuah simbol kedaulatan petani kopi dalam mengelola dan mengembangkan potensi kopi mereka. Deklarasi ini mencerminkan semangat dan tekad masyarakat Bondowoso untuk menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan yang berkelanjutan.

Potensi Wisata Kopi:

Selain produksi kopi, Bondowoso juga memiliki potensi besar dalam pengembangan wisata kopi. Wisatawan dapat mengunjungi perkebunan kopi, belajar tentang proses pembuatan kopi, dan menikmati keindahan alam Bondowoso. Beberapa perkebunan kopi bahkan menawarkan pengalaman menginap di homestay, di mana wisatawan dapat merasakan langsung kehidupan petani kopi dan menikmati hidangan.