Kemenkop UKM Beri Solusi Bisnis Agregasi untuk Wastra & Kriya
Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mengambil langkah strategis untuk mengembangkan sektor wastra dan kriya Indonesia melalui model bisnis agregasi. Inisiatif ini bertujuan untuk mengakselerasi ekspor dan memperkuat keberlanjutan usaha para pengrajin di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Model bisnis agregasi dipandang sebagai solusi efektif untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi UMKM wastra dan kriya. Melalui model ini, para pengrajin dapat memperoleh manfaat berupa transfer pengetahuan, teknologi, akses pembiayaan, dukungan pengelolaan usaha, hingga akses pasar yang lebih luas. Dengan demikian, diharapkan tercipta standardisasi kualitas produk, pola produksi yang terencana, peningkatan skala ekonomi, dan kepastian pasar.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menekankan bahwa bisnis agregasi memiliki peran strategis dalam menjaga eksistensi dan keberlanjutan bisnis wastra dan kriya di Indonesia. Sinergi dengan berbagai pihak, termasuk agregator yang telah terkurasi, diharapkan dapat membangun ekosistem yang kuat dan berdaya saing.
Lebih lanjut, model bisnis agregasi juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekspor produk kriya Indonesia. Data menunjukkan bahwa nilai ekspor produk kriya pada tahun 2021 mencapai 1,5 miliar dolar AS, dan terus menunjukkan tren positif. Dengan dukungan model bisnis ini, diharapkan semakin banyak produk wastra dan kriya Indonesia yang mampu menembus pasar global.
Kemenkop UKM juga berupaya mempertemukan UMKM kriya dan wastra dengan para agregator melalui berbagai program dan acara, seperti “Cerita Nusantara”. Inisiatif ini menjadi wadah bagi para pengrajin untuk memamerkan produk unggulan, membangun jaringan, dan menjalin kolaborasi yang saling menguntungkan. Dengan demikian, bisnis agregasi diharapkan tidak hanya menciptakan nilai ekonomi baru, tetapi juga melestarikan warisan budaya Indonesia.
Selain itu, Kemenkop UKM juga mendorong pemanfaatan platform digital dan e-commerce dalam model bisnis agregasi ini. Dengan demikian, jangkauan pasar produk wastra dan kriya Indonesia diharapkan tidak hanya terbatas pada pasar konvensional, tetapi juga merambah konsumen global secara lebih efektif.
Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan manfaat untuk para pembaca tentang semua yang terjadi di Indonesia, terimakasih !